Ternate, 10 Agustus 2025 — Lembaga Studi Pembangunan Ekonomi Maritim dan Kepulauan (LeSPOMIK) merilis kajian terbaru bertajuk “Usahatani Pedesaan, Daya Saing, dan Economies of Scope: Maluku Utara Bangkit” yang menyoroti tantangan sekaligus peluang sektor pertanian di wilayah kepulauan. Kajian ini menekankan pentingnya diversifikasi usaha tani untuk memperkuat ketahanan ekonomi pedesaan di tengah fluktuasi pasar global.
Dalam laporan tersebut, Said Mala, Sekretaris Divisi Pembangunan Ekonomi Daerah (LeSPOMIK) dan Saat ini menjabat sebagai Koordinator Program Studi Ekonomi Pembangunan, FEB Universitas Khairun, menegaskan bahwa pendekatan terpadu dan kontekstual sangat relevan bagi Maluku Utara yang memiliki karakteristik geografis unik.
“Mengandalkan satu komoditas membuat desa sangat rentan ketika harga jatuh. Melalui economies of scope, petani dapat memanfaatkan sumber daya yang sama untuk menghasilkan berbagai produk, sehingga risiko berkurang dan pendapatan meningkat,” ujar Said Mala.
Contoh nyata yang diangkat adalah petani cengkeh dan pala di Pulau Halmahera yang mulai menanam hortikultura seperti cabai dan sayur, serta membudidayakan ikan air tawar di kolam terpal. Inovasi ini tidak hanya meningkatkan pendapatan, tetapi juga memperkuat daya saing desa di pasar lokal maupun regional.
Kajian ini juga menyoroti pentingnya memperkuat partisipasi warga, solidaritas kolektif, dan otonomi komunitas sebagai modal sosial pembangunan. Bonus demografi generasi muda desa yang terdidik disebut sebagai motor utama transformasi usahatani yang kreatif dan berkelanjutan.
LeSPOMIK mengajak pembaca untuk memahami lebih mendalam strategi diversifikasi dan pembangunan ekonomi pedesaan ini melalui versi lengkap kajian yang dapat diakses di menu Policy Brief pada website resmi LeSPOMIK.